Gelar Upacara Bendera Bulanan, Kapolda NTT : Ini Merupakan Salah Satu Upaya Meningkatkan Disiplin, Patriotisme, Jiwa Korsa, Loyalitas dan Kebersamaan

Gelar Upacara Bendera Bulanan, Kapolda NTT : Ini Merupakan Salah Satu Upaya Meningkatkan Disiplin, Patriotisme, Jiwa Korsa, Loyalitas dan Kebersamaan

Jajaran Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) menggelar Upacara Bendera Bulanan tahun 2022. Upacara yang dilaksanakan di Lapangan utama Mapolda NTT ini dipimpin langsung oleh Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H, Senin (17/1/2022).

Hadir dalam upacara ini, Wakapolda NTT Brigjen Pol Drs. Ama Kliment Dwikorjanto, M.Si, Irwasda Polda NTT Kombes Pol. Zulkifli, S.S.Tmk., S.H., M.M dan para pejabat utama Polda NTT serta diikuti oleh seluruh Anggota dan ASN Polda NTT.

Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H menyampaikan bahwa, upacara Bendera yang dilakukan setiap bulan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan disiplin, patriotisme, jiwa korsa, loyalitas dan kebersamaan serta mempunyai banyak makna.

“Artinya, kita bisa melakuan evaluasi, bisa menyampaikan arahan atau derektif tentang pelaksanaan kinerja kita, sehingga apa yang sudah kita berikan kepada organisasi, apa yang sudah kita lakukan terhadap lembaga ini (Polri) dapat kita maknai sebagai sebuah prestasi”, jelas Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H.

Dikatakannya, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk memantapkan tekad dan semangat dalam menyongsong tantangan tugas baru, tantangan tugas kedepan dan tantangan yang sedang dihadapi saat ini semakin berat dari tahun ke tahun.

 “Kita tidak bisa melihat atau kembali ke masa lalu, tetapi sekali lagi masa lalu kita jadikan sebagai bahan untuk perbaikan, untuk koreksi, sehingga pelaksanaan tugas kedepan bisa semakin lebih baik”, kata Kapolda NTT.

Lanjut dikatakannya, pengalaman serta keberhasilan yang telah dicapai di tahun 2022 ini harus lebih bagus lagi. Banyak tantangan tugas yang telah dilewati pada tahun 2021 agar dijadikan sebagai motivasi untuk untuk lebih baik dalam pelaksanaan tugas.

“Saya beberapa kali menyampaikan bahwa, kita semuanya memiliki hak untuk berbuat salah, tetapi kalau ada hal-hal yang salah, kewajiban kita untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan. Jangan cepat berpuas diri, jangan merasa bangga, apa lagi kemudian muncul sikap-sikap arogan yang tidak sesuai dengan apa yang telah diucapkan tadi (Tribrata, Catur Prasetya dan Panca Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia)”, kata Jenderal Bintang Dua ini.

Bersamaan dengan itu, Kapolda NTT menyampaikan bahwa, saat ini masih dihadapkan dengan situasi pandemi covid-19.

“Oleh karena itu, sekali lagi, saya sampaikan bahwa, penanganan terhadap covid-19 ini dari mulai kegiatan vaksinasi kemudian kegiatan sosial lainnya, masih merupakan bagian dari tanggung jawab kita, karena kita lebih dan paling aktif berinteraksi dengan masyarakat”, ujarnya.

Selain itu, Kapolda NTT juga menyampaikan bahwa masih ada beberapa permasalahan lainnya juga masih muncul seperti permasalahan konflik sosial dan permasalahan kepercayaan publik.

“Saya berharap bahwa, hal-hal seperti itu, masing-masing sudah paham tugas pokoknya, jobdescrition atau pertelaan tugasnya laksanakan saja. Tugas sesuai dengan yang sudah dilaksanakan sudah dilaksanakan sehari-hari, tidak perlu melebar kalau misalkan ada improvisasi silahkan lakukan kreasi dan inovasi terhadap hal-hal bagu dan positif”, terangnya.

Disamping itu, pendekatan pemolisian secara prediktif policing, kapolda NTT menyebutkan bahwa, semua anggota sudah memahami program Kapolri yaitu, Transformasi menuju Polri yang Presisi, salah satunya adalah Prediktif atau Prediksi.

“Kita harus peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Situasi  berkembang begitu cepat, masyarakat berubah demikian cepat, hal-hal yang kalu kita tidak pahami, maka kita akan tertinggal dari segala informasi yang ada dilingkungan masyarakat”, sebutnya.

“Pengaruhnya tentu terhadap tingkat gangguan kamtibmas. Tugas kita adalah mengantisipasi dengan melakukan deteksi dini dan sekali lagi saya sampaikan peka terhadap segala perubahan atau lingkungan yang ada di sekitar kita”,tambahnya.

Kapolda NTT mengungkapkan bahwa, transformasi menuju Polri yang Presisi merupakan sebuah perubahan atau yang ia istilahkan sebagai bentuk hijrah dari yang kurang baik menjadi lebih baik, dari yang sudah baik menjadi sangat baik.

“Itu agar dipahami secara sederhana saja, cukup berusaha untuk melakukan transformasi dari masing-masing indifidu, melakukan perubahan-perubahan agar organisasi kita, lembaga kita, satuan kita menjadi lebih baik dipercaya oleh masyarakat”, ungkapnya.

Terkait gangguan kamtibmas, Kapolda menyampaikan bahwa masih melihat banyak gangguan kamtibmas yang bersifat konfensional kemudaian ada beberapa yang transnasional, kemudian kejahatan terhadap kekayaan Negara maupun yang bersifat kontijensi.

“Ada konflik sosial, ada bencana alam, kemudian ada hal-hal yang lain yang sifatnya masih bagian tugas kita berkaitan dengan gangguan kamtibmas”, ucapnya.

Terkait hal itu, Kapolda NTT berharap bahwa segala permasalahan ini agar ditangani dengan cepat dan direspon dengan cepat dan baik.

“Karena tanpa tindakan dan keceatan yang kita berikan kepada masyarakat, maka aka nada penilaian dari masyarakat terhadap kinerja Polda Nusa Tenggara Timur”, harapnya.