Bina Kerukunan Umat Beragama, Polsek Alor Barat Daya Hadir Dalam Kegiatan Baksos Bersama

Bina Kerukunan Umat Beragama, Polsek Alor Barat Daya Hadir Dalam Kegiatan Baksos Bersama

Tribratanewsalor.com – Sebagai upaya membina kerukunan antar umat beragama ditengah pandemi covid-19, warga Desa Wolwal Tengah, Kecamatan Alor Barat Daya Kabupaten Alor menggelar bakti Sosial (Baksos) bersama dengan melibatkan dua tokoh agama, Mubalig Jamaah Ahmadiyah dan Personel Polsek Alor Barat Daya yang berlangsung di wilayah setempat, Rabu pagi (02/12).

Menurut Kepala Desa Wolwal Tengah, Abubakar J Rigai, hal ini penting dilakukan sebab, kerukunan akan melahirkan kehidupan yang damai sehingga masyarakat dapat memiliki kekuatan batin, kepercayaan diri agar terhindar dari perasaan jiwa yang tidak menentu ditengah hantaman wabah asal negeri panda tersebut.

“Pentingnya kerukunan umat beragama di tengah pandemi adalah kunci untuk membangun kerukunan di Alor khususnya warga disini,” tegasnya.

Rigai berharap, dengan kegiatan ini, selain untuk memperkokokoh kerukunan umat beragama ditengah isu sara dan berita hoax yang begitu kuat diberbagai media, juga sebagai upaya mendukung kepolisian khususnya jajaran Polres Alor dalam menjaga kamtibmas.

Sementara Penatua Gereja Ebenhezer, Imanuel Mopa mengatakan, segala bentuk informasi dan kepentingan golongan tertentu tidak mampu meruntuhkan kerukunan antar umat beragama di wilayah Wolwal Tengah.

“Kami lahir dari satu rahim sehingga kami tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dan itu yang telah diwariskan nenek moyang kami terdahulu. Agama hanyalah sarana kami untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tegas Mopa.

 Dikatakannya, sekalipun warisan yang ditinggalkan leluhur tidak tersurat, namun semuanya sudah tersirat didalam hati masing-masing orang.

 “Dimana-mana kami selalu menyampaikan bahwa kita adalah satu. Sangat tidak baik kalau saling membentak atau mengancam satu sama lain sebab konsekwensinya adalah nyawa. Ini yang teruskan kami sampaikan kepada setiap generasi,” ungkapnya.

Senada juga disampaikan Imam Masjid Babul Khair, Ali Ismail yang menyampaikan, bentuk toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang terjalin selama ini terbingkai dalam semboyan tara miti tomi nuku.

“Kami tidak mengenal perbedaan sehingga apapun bentuk isu nya, tidak dapat merusak keberagaman dan kerukunan kami disini. Dan itu sudah terbukti sampai sekarang, dan Alor pun mendapat penghargaan dari Kementerian agama sebagai salah satu daerah paling toleran di Indonesia,” kata Ismail.

Sebagai contoh, sambungnya, setiap perayaan hari besar agama, panitia pelaksananya bukan dari agama yang mempunyai hajatan tersebut.

“Kalau ada acara seperti natal bersama dan lainnya, saya biasa yang jadi ketua panitianya. Pun sebaliknya begitu, kalau ada halal bil halal atau pembangunan masjid, yang jadi ketuan panitia itu bapak atau ibu pendeta,” tuturnya.

Ditempat terpisah, Mubalig Jamaah Ahmadiyah Cabang Alor, Ahmad Hayat mengatakan, selama berada di Alor sejak 1991, tidak pernah terjadi konflik yang terjadi di wilayah Wolwal Tengah.

“Artinya bahwa masyarakat disini dapat menerima Jamaah Ahmadiyah dan selalu menjaga toleransi dan kerukunan. Sebagai contoh kami selalu bekerjasama di setiap kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial lainnya,” tandas Ahmad singkat.

Dirinya juga berharap kepada generasi muda agar terus meneladani apa yang telah diwariskan para leluhur untuk terus menjaga kebersamaan yang telah terjalin selama ini.

Diakhir penyampaian, kepala desa dan ketiga tokoh agama dan pimpinan aliran kepercayaan tersebut menghimbau kepada seluruh warga masyarakat agar tetap mengedepan protokol kesehatan sesuai himbauan pemerintah dan maklumat Kapolri dengan kegiatan pembagian masker kepada warga sebagai upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran covid-19.