Secara Virtual Kapolda NTT Bersama Gubernur dan Pangdam IX/Udayanan Ikuti Arahan Presiden RI Terkait Penanganan Pandemi Covid-19

Secara Virtual Kapolda NTT Bersama Gubernur dan Pangdam IX/Udayanan Ikuti Arahan Presiden RI Terkait Penanganan Pandemi Covid-19

Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H mengikuti Pengarahan dari Presiden RI Ir. H. Joko Widodo kepada seluruh jajaran Forkopimda seluruh Indonesia melalui saranan virtual Video Conference (Vicon) dari Ruang Rapat Lantai II Kantor Gubernur NTT, Senin (7/2/2022) sore.

Selain Kapolda NTT, ikut juga dalam kegiatan ini, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M dan Danrem 161/ WS Kupang Brigjen TNI Iman Budiman, S.E.

Sementara Rapat pengarahan yang digelar secara virtual dan terpusat dari Jakarta ini dihadiri oleh para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala Staf Kepresidenan, Panglima TNI, Kapolri, Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala BNPB, serta Kepala BKKBN. Kegiatan ini pun diikuti oleh seluruh Gubernur, Pangdam, Kapolda, Bupati/Walikota dan Kapolres serta dandim seluruh Indonesia.

Kegiatan ini dalam rangka mendengarkan langsung Arahan Presiden RI tentang Penanganan Pandemi  Covid-19. Dalam arahannya, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menyampaikan pandemi belum sepenuhnya berakhir, meskipun di Tahun 2020-2021 kita bisa melewati gelombang demi gelombang termasuk gelombang yang terakhir gelombang varian Delta, tetapi memasuki Tahun 2022, Negara Indonesia menghadapi tantangan varian omicron yang penularannya lebih cepat yakni 4 kali lebih cepat dari varian Delta.

“kalau kita melihat trend kasus omicron dunia yakni Amerika, Inggris, Francis, kasus barunya masih sangat tinggi sekali untuk omicron. Tetapi untuk tingkat rawatnya masih dibawah varian Delta. Saya kira belajar dari Negara-Negara lain, kita ingin menangani varian omicron di Negara kita bisa dengan manajemen yang lebih baik dari saat kita menghadapi varian Delta di Tahun 2020 maupun 2021”, tutur Presiden.

Presiden RI mengatakan, jika dilihat trend kasus omicron di Negara Indonesia, sampai saat ini 93%   kasus omicron ada di Jawa dan  Bali.

“Kita patut bersyukur tingkat rawatnya masih rendah. Penggunaan ICU Alhamdulilah juga masih rendah”, jelasnya.

Presiden RI juga menekankan agar berhati-hati menghadapi kenaikan kasus omicron.

“Semua harus siap, manajemen detail harus disiapkan, jangan sampai omicronnya datang, rumah sakit belum siap, oksigen belum disiapkan, obat-obatan belum disiapkan, ISO Tank  belum disiapkan, saya kira yang belum agar segera menyiapkan diri menghadapi gelombang omicron yang akan masuk”, jelasnya.

Perlu diketahui juga, untuk karakter pasien yang dirawat di Rumah Sakil untuk secara Nasional, 66% bergejala ringan dan tanpa gejala, 93% tanpa pengorbit dan 7% dengan komorbid.

“Oleh sebab itu, yang ringan sama yang tanpa gejala prioritaskan yang untuk isoman dan Rumah Sakit hanya diperuntukan yang sedang sama yang berat dan kritis. Manajemen ini harus kita siapkan. Tidak semuanya masuk Rumah Sakit”, tambahnya.

Sementara itu, karakter vasien yang meninggal pada kasus omicron, yakni 69% belum vaksin lengkap artinya vaksin menjadi kunci bagi penanganan varian omicron untuk menekan angka kematian.

“Percepatan vaksinasi, capaian vaksina sangat menentukan. Ini agar Bupati/ Wali Kota dan Gubernur melihat Kota dan Kabupaten mana yang masih dibawah 70%. Saya minta Panglima TNI, Kapolri, Kabin, BKKBN dan seluruh jajarannya Pangdam, Kapolda, Kapolres, Dandim, Danrem, semuanya melihat angka-angka ini agar dipercepat vaksinasinya utamanya untuk lansia. Yang di luar Jawa-Bali juga agar dilihat terutama untuk dosis 2 dan dosis 2 untuk lansia agar dipercepat”, ungkap Presiden RI.

Kemudian Presiden menghimbau Gubernur, Bupati/ Wali Kota untuk meningkatkan lagi protokol kesehatan.

Terakhir disampaikan Presiden agar Gubernur, Bupati/ Wali Kota se-Indonesia mempercepat vaksinasi serta agar Satgas Covid-19 kembali menekankan pentingnya protokol kesehatan utamanya masker.