Pimpin Upacara Penutupan Tradisi Pembaretan, Kapolda NTT Harap Baja Angkatan 48 Mampu Mengamati dan Menganalisa
Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum pimpin upacara penutupan tradisi Pembaretan terhadap 230 Bintara Remaja (Baja) angkatan 48 tahun 2023.
Upacara tradisi Pembaretan terhadap Baja angkatan 48 ini dilakukan di Pantai Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Minggu (5/2/2023).
Hadir dalam kegiatan ini, Wakapolda NTT Brigjen Pol Drs. Heri Sulistianto, para Pejabat Utama Polda NTT, Camat Kupang Barat dan Danramil Kupang Barat serta Kepala Desa Tablolong.
Upacara ini ditandai dengan pemasangan Baret khas Samapta secara simbolis oleh Kapolda NTT kepada dua orang perwakilan peserta pembaretan. Selain itu juga dilakukan penyiraman air kembang serta prosesi cium bendera Merah Mutih oleh seluruh peserta pembaretan.
Upacara ini sendiri diawali dengan pengambilan baret di laut oleh perwakilan peserta kemudian diserahkan kepada Dirsamapta Polda NTT.
Mengawali sambutannya, Kepada NTT menyampaikan selamat atas bergabungnya para Bintara Remaja di Korps Direktorat Samapta.
"Seluruh Bintara Remaja yang baru saja dipakaikan baretnya, saya ucapkan selamat datang di jajaran Direktorat Samapta khususnya dan di Polda NTT pada umumnya", ujar Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum.
"Hendaklah pengabidian saudara di Polda NTT ini menjadi satu panggilan jiwa yang dilaksanakan dengan penuh ketulusan dan dengan penuh kesungguhan, komitmen agar dapat memenuhi harapan semua orang. Orang tua, kesatuan dan terutama Masyarakat", tambahnya.
Dikatakannya, tugas ke depan cukup berat, saat ini para Bintara Remaja akan dihadapkan pada realita tugas yang sebenarnya, karena itu, pelajaran yang telah didapat di dunia pendidikan dahulu agar diaplikasikan di tengah masyarakat.
"Tugas-tugas ke depan cukup berat, teori-teori yang anda dapatkan selama pelatihan di SPN akan dihadapkan pada realita yang nyata, yang sesungguhnya komplit di tengah masyarakat", jelas Kapolda NTT.
Ia berharap para Bintara Remaja terus mengembangkan diri dengan belajar terutama mampu mengamati dan menganalisa keadaan.
"Belajar dan mengamati, menilai dan menganalisa sebelum mengambil tindakan-tindakan tertentu di lapangan. Mengamati atau obserfasi ini merupakan awal dari kehidupan manusia untuk maju", harap jenderal bintang dua ini.
"Jadi segala sesuatu itu dimulai dari pengamatan. Diamati, dipelajari, dianalisa diujicoba sebelum menjadi sebuah teori yang akan digunakan untuk kehidupan manusia", tandas Kapolda NTT.
Tradisi Pembaretan ini sendiri merupakan suatu upaya untuk meningkatkan semangat pengabdian, memupuk disiplin, rasa kebersamaan, kekompakan, jiwa korsa, loyalitas dan juga sebagai momentum bergabungnya oara Bintara Remaja Angkatan 48 di Polda NTT khususnya Direktorat Samapta (Ditsamapta).
Selain itu, kegiatan Pembaretan ini juga merupakan suatu pembinaan tradisi guna menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, pembinaan karakter, penanaman rasa kebanggaan dan kehormatan diri serta kecintaan terhadap korps Samapta Bhayangkara dan tentunya kepada Polri.