Polres Alor Tetapkan 3 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan pada Tawuran Antar Kampung

Kalabahi, 17 Februari 2025 – Kepolisian Resor (Polres) Alor secara resmi menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus tawuran antara Kampung Wetabua dan Kampung Baru. Keputusan ini diambil setelah dilakukan gelar perkara pada Minggu (16/2) dan gelar perkara penetapan tersangka pada Senin (17/2) di Ruang Kerja Kasat Reskrim Polres Alor.
Gelar perkara pertama dipimpin langsung oleh Kapolres Alor, AKBP Supriadi Rahman, S.I.K., M.M., didampingi oleh Kasat Reskrim Polres Alor, IPTU Anselmus Leza, S.H., serta Kaur Bin Ops Reskrim, IPDA Ibrahim Fakih Usman, S.H. dan juga dihadiri oleh para Kanit Satreskrim Polres Alor, personel Satreskrim Polres Alor, serta anggota Propam dan Siwas Polres Alor.
Berdasarkan gelar perkara tersebut, Satreskrim Polres Alor menyatakan bahwa kasus pengeroyokan dalam tawuran antara Kampung Wetabua dan Kampung Baru telah memenuhi unsur sesuai pasal yang disangkakan. Oleh karena itu, status kasus ini ditingkatkan dari tahap penyelidikan menjadi penyidikan.
Kasus tawuran ini bermula dari peristiwa pengeroyokan yang terjadi pada 15 Februari 2025. Berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/39/II/2025/SPKT/PolresAlor/Polda NTT, penyidik telah memeriksa tujuh orang saksi yang berasal dari berbagai wilayah. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan indikasi bahwa tiga orang diduga terlibat sebagai pelaku dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah S.Y.T. (23) dan dua orang pemuda lainnya yang masih di bawah umur. Dalam aksi tawuran tersebut, S.Y.T. (23) dan salah satu terduga pelaku diduga menggunakan senjata tajam berupa busur dan anak panah Ambon, sementara seorang terduga pelaku lainnya menggunakan batu untuk melempar.
Penyidik telah mengamankan beberapa barang bukti, di antaranya 40 anak panah Ambon serta sampel batu yang digunakan dalam kejadian tersebut. Berdasarkan bukti dan keterangan saksi, ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Darurat Tahun 1951, subsider Pasal 170 Ayat (2) ke-1 KUHP, dan lebih subsider Pasal 170 Ayat (1) KUHP.
Pada Senin, 17 Februari 2025, pukul 09.00–10.06 WITA, Satreskrim Polres Alor kembali melaksanakan gelar perkara untuk menetapkan tersangka. Gelar perkara ini dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Alor, IPTU Anselmus Leza, S.H., didampingi Kaur Bin Ops Reskrim, IPDA Ibrahim Fakih Usman, S.H., serta dihadiri oleh para Kanit Satreskrim Polres Alor, personel Satreskrim Polres Alor, dan anggota Propam serta Siwas Polres Alor.
Berdasarkan gelar perkara penetapan tersangka tersebut, pimpinan gelar bersama peserta gelar sepakat bahwa unsur pidana dalam kasus ini telah terpenuhi. Oleh karena itu, status ketiga terduga pelaku yang sebelumnya berstatus saksi resmi dinaikkan menjadi tersangka. Selanjutnya, penyidik melakukan administrasi penetapan tersangka, penangkapan, serta penahanan terhadap ketiga terduga pelaku.
Kapolres Alor AKBP Supriadi Rahman, S.I.K., M.M., memastikan bahwa proses hukum berjalan secara transparan dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Polres Alor berkomitmen untuk menindak tegas setiap tindak pidana yang terjadi di wilayah hukumnya, termasuk kasus tawuran antar kampung yang kerap menimbulkan keresahan di masyarakat. Kapolres Alor juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban guna menghindari terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.