Wakapolda NTT Buka Giat Diskusi Panel Polwan Polda NTT Peduli Stunting
Wakapolda NTT Wakapolda NTT Brigjen Pol Drs. A. Kliment Dwikorjanto, M.Si., didampingi Pakor Polwan Polda NTT AKBP Hellen E. Pattikawa, S.Sos., Kabagbinkar Biro SDM Polda NTT AKBP Achmad Muyazin, S.I.K., dan Kasubbagrenmin Dirsamapta Polda NTT Kompol Eliana Papote membuka kegiatan diskusi panel Polwan Polda NTT peduli Stuting di Rupatama Mapolda NTT, Selasa (2/3/2021).
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Pokja Penanganan Stunting Provinsi NTT Ir. Sarah Leri Mboeik, Bidddokes Polda NTT Dr. Willy, Dinas Sosial Provinsi NTT Paulus Koli, S.Fil., M.Fil dan Dinas Kesehatan Provinsi NTT Iwan Martino Pellokila serta diikuti oleh seluruh Polwan Polda NTT dan jajaran Polwan dari kesatuan Kesatuannya melalui sarana Video Converence.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai wadah pengembangan pengetahuan dan kepedulian Polwan terhadap permasalahan stunting di Indonesia umumnya dan Provinsi NTT khususnya.
Dalam Giat Diskusi Panel ini mengambil tema Polwan peduli stunting guna menjaga keberlangsungan generasi penerus bangsa di tengah pandemi Covid - 19.
Di kesempatan itu, Wakapolda NTT menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai wadah pengembangan pengetahuan dan kepedulian Polwan terhadap permasalahan stunting di Indonesia umumnya dan Provinsi NTT khususnya.
"Stanting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya", ucap Wakapolda NTT.
Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar.
"Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukan bahwa angka stanting di NTT terbesar di Indonesia sebesar 42,6%", ungkapnya.
Wakapolda menekankan bahwa diperlukan kerjasama antara pemerintah, pemangku kepentingan dan masyarakat untuk penurunan yang lebih signifikan dan berkelanjutan.
Kegiatan ini merupakan momentum yang sangat penting dalam upaya memberikan pemahaman kepada Polwan tentang stunting dan permasalahan yang akan timbul.
"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur akan kurangnya postur tubuh pemuda/i Nusa Tenggara Timur", pungkasnya.