Beri Pencerahan Kepada Serdik Latkatpuan Fungsi Teknis Kepolisian T.A. 2022, Ini Yang Diharapkan Kapolda NTT
Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., didampingi Ka SPN Polda NTT Kombes Pol. Nanang Putu Wardianto, S.ST., M.K., memberikan pencerahan dan pengarahan kepada perserta Latkatpuan Fungsi Teknis Kepolisian Tahun Anggaran 2022. Senin (24/1/2022).
Pengerahan oleh orang nomor satu di Polda NTT ini digelar di Aula SPN Polda NTT juga dihadiri oleh sejumlah Pejabat Utama diantaranya Karosdm Polda NTT Kombes Pol. Ari Wahyu Widodo, S.I.K., Kabidpropam Polda NTT Kombes Pol. Dr. Dominicus Savio Yempormase, Korspripim Polda NTT AKBP Ari Satmoko, S.H., S.I.K., M.H., para Pejabat Utama SPN Polda NTT dan 100 perserta perwakilan serdik dari Manajemen Operasional Polsek (MOP), serdik Dikbangspes dan serdik Latkatpuan Kewilayahan dengan tetap mempedomani protokol kesehatan covid-19.
Kegiatan diawali oleh laporan singkat oleh Ka SPN Polda NTT tentang situasi dan kondisi serdik selama berada di SPN Polda NTT dan mengucapkan terimakasih dan selamat datang kepada Kapolda NTT.
Selanjutnya dalam kesempatan itu, Kapolda NTT menyampaikan beberapa pengarahan yang harus dipedomani oleh seluruh anggota termasuk anggota Pelatihan.
Kapolda menyatakan kutipan Presiden Republik Indonesia Jokowi yang menyampaikan jika tidak berani mendisrupsi diri kita, kita akan didisrupsi oleh zaman yang sedang beruba dengan cepat. Dan yang berikut kalau ingin maju harus beruba. Kalo mau berubah tapi diam saja ya namanya menghayal. Dari dua hal yang disampaikan oleh Presiden di tahun 2019. Kapolda NTT menjelaskan bahwa Bapak Kapolri mengemas menjadi transformasi menuju Polri yang presisi.
"Distu ada tiga hal menurut saya. Ada harapan, ada tuntutan dan ada tantangan. Kalau yang namanya harapan itu pasti harapan masyarakat. Masyarakat berharap banyak bahwa tugas Polri bisa dilaksanakan dengan baik. Kepercayaanlah kira-kira nanti ending-nya akan seperti itu. Termasuk juga tuntutan. Masih banyak masyarakat yang menuntut supaya Polri itu bisa melaksanakan tugas sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak arogan, kerjanya baik, tidak melakukan pelanggaran, kemudian ada tantangan, kalau tantangan bicaranya sudah faktor-faktor seperti faktor lingkungan. Ya, ada pengaruh-pengaruh mungkin masalah global, lokal, regional, dan sebagainya. Nah, di situlah tiga hal itu kemudian muncul. Dari situ ide pak Kapolri melakukan transformasi menuju Polri yang presisi", jelas Kapolda NTT.
Menurut Kapolda NTT, bahwa Transformasi itu memiliki kalimat tersendiri yaitu sebuah hijrah atau perubahan yang mana sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik lagi.
"Masalah transformasi Polri yang presisi. Saya yakin sekali semua lebih paham. Tapi saya hanya ingin menggarisbawahi sedikit, Transformasi itu sebenarnya kan kalau bahasa di muslim itu hijrah. Artinya hijrah, perubahan yang belum baik menjadi baik, yang baik menjadi lebih baik lagi. Bahkan kalau sudah baik menjadi sempurna. Saya mendefinisikan lebih mudah seperti itu. Nah posisinya karena kita mau berubah atau mau hijrah tentu ada kelompok-kelompok yang tidak mau beruba. Mudah-mudahan kelompok itu disini tidak ada. Dan saya yakin disini adalah semua kelompok yang mau menerima perubahan. Yang aktif melakukan memprediktif atau prediksi, yang kedua Responsibilitas dan yang ketiga transformasi berkeadilan", harap Kapolda NTT.
Kapolda mengatakan bahwa Modal anggota Polri yaitu paham tentang tugas dan tanggung jawab. Kalau diperwira itu ada namanya job description atau pertelahan tugas.
"Itu dipahami dulu, semua harus memahami. Nanti turunnya kepada Bintara ada yang penyidik pembantu, ada yang anggota dan semuanya, itu dulunya menjadi SOP. Nah, kalau ini sudah dipahami, maka melaksanakan tugas dengan baik, dengan mudah, dengan gampang. Dibandingkan kemudian kita enggak punya acuan untuk bisa melaksanakan tugas", lanjutnya.
Kemudian, Irjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., juga menjelaskan tentang strategis Kapolda NTT yaitu penguatan organisasi, Penguatan Pelayanan dan penguatan Sumber Daya Manusia.
Dimana penguatan organisasi terdapat lima katagori yaitu budaya kerja, Kaulitas kinerja, keseimbangan kegiatan administrasi dan operasional, tanggungjawan dan pengawas.
"Budaya kerja itu kita harus ikut aturan dimana masuk kantornya jam 8 harus masuk terus pulangnya jam 4, itu yang harus di lakukan, kemudian dikaitkan dengan kualitas kinerja. Jangan kemudian dari jam delapan sampai jam empat tidak ada kualitas kinerjanya, tidak melakukan apapun, Tidak berbuat tindakan atau pekerjaan atau hasil apapun. Cuma diskusi tanpa judul, terus Kita enggak akan bisa melakukan tugas itu kalau tidak di-backup sama orang-orang administrasi. Yang membuat surat perintah, yang membuat laporan, yang menyiapkan anggaran, yang berhubungan dengan administrasi. Jadi jangan merasa kecil hati karena cuma ada di kantor, di belakang meja tetap porsinya sama dengan operasional. Yang membedakan hanya tugas pokok fungsinya saja. Kemudian Masing-masing punya tanggung jawab dan harus paham tugasnya supaya bisa melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan SOP, dan terakhir ada pengawasan terhadap kinerja anggotanya supaya tidak melakukan pelanggaran dari situ maka muncul Polisi yang bersih, Akuntabel dan Kapabel", ungkapnya.
Mengenai penguatan pelayanan, Kapolda berharap adanya pelayanan prima mulai dari sikap, perhatian dan tidakan. "Disitulah muncul harapannya adalah kepercayaan masyarakat terhadap kita", ungkapnya.
Terkait masalah sumber daya manusia, Kapolda NTT sampaikan ini bukan murni semata tanggungjawab Karosdm saja.
"Semua punya tanggungjawab sebagai sumber daya manusia, sekarang mungkin lebih sedikit agak meningkat namanya human capital. Didalamnya ada pengetahuan, keterampilan sama perilaku. Nilai yang baik dibiasakan, Perilaku dimana Norma dan Moral sudah menjadi keutamaan serta tidak menimbulkan pelanggaran dan mengubah budaya Organisasi dengan tujuan masyarakat aman, nyaman. Itu sebenarnya tujuan paling penting", terangnya.
Diakhir arahnya, Kapolda NTT meminta kepada Ka SPN dan para gadik untuk memberikan ilmu yang sebaik-baiknya, sehingga para perserta didik tidak pulang dengan sia-sia.
"Saya minta, berikan yang terbaik untuk mereka. Pulang harus Ada ilmu yang dibawah. Silakan minta materi atau narasumber dari Polda yang berhasil menangani perkara Sehingga mereka bisa lebih paham dan mengerti serta bisa ditularkan. Satu hal sebelum saya tutup, begitu pulang apa yang sudah diperoleh sampaikan dan bagikan kepada anggota yang lain biasakan untuk melakukan namanya berbagi pengetahuan. Jangan pulang langsung ibarat kata merdeka. Kewajiban kita setelah mendapatkan ilmu ini adalah sharing knowledge. Membagi kepada temannya yang lain", tandasnya.